Kamis, 25 November 2010

Only in My Dream

Lifi baru saja memasuki gerbang sekolahnya. Fiuh...sekolah lagi. Bukannya Lifi bosan, tapi Lifi mulai jenuh dengan tugas-tugasnya yang tiada hentinya diberikan, batin Lifi.
Refleks, kepala Lifi menengok ke arah parkiran di sebelah kanan dirinya. Dilihatlah sesosok remaja laki-laki bersweater merah. Wah... ternyata itu Kak Nuga! hati Lifi pun berdegup kencang. Entahlah... walau Kak Nuga nggak setampan Afgan, tapi entah kenapa semenjak Lifi masuk ke SMA itu perutnya langsung bergejolak, wajah memerah, jantung deg-degan saat pertama kali melihat Kak Nuga. Oke saat itu Lifi langsung pergi diam-diam dengan wajah memerah, "Lo kenapa Fi? kok tiba-tiba muka lo merah?" tanya Via, teman akrab Lifi saat MOP hingga sekarang, "Ga kok Vi, kalo kena panas emang gitu" jawab Lifi seenaknya, toh Via tidak memperhatikan lagi karena harus mendengarkan penjelasan dari Kakak-kakak pembimbing.
Pagi yang cerah. Matahari bersinar, tidak terlalu panas hingga membuat udara pagi ini sejuk menenangkan. Ketika Lifi melihat ke arah Nuga, Lifi langsung kaget dan lari karena salah tingkahnya. Itulah Lifi, nggak pernah bisa nggak salting.

Hari ini, akan dibuka oleh pelajaran Agama Islam. Seperti biasa, pelajaran kali ini dibuka dengan tadarus Al-Qur'an. Lifi pun merasakan sedikit ketenangan, tetapi hatinya langsung berdegup kencang lagi ketika Via mengatakan, "Fi itu kan Kak Nuga, ciee Lifiiii" goda Via yang sukses membuat wajah Lifi memerah.
"Ah Viaaa, jangan godain. Ntar lo dimarahin sama Pak Furqan loh!" kata Lifi yang mencoba menakuti Via
"Ah ga lah, kalo lo yang digodain, beliau ga bakal marah haha udah ah gue mau ngerjain dulu" jawab Via yang tiba-tiba langsung kembali pada konsentrasinya pada tugas
"Ya lu duluan yang ngajak ribut wooo" kata Lifi, tetap dengan wajahnya yang memerah

Tapi entah kenapa perasaan Lifi selalu tumbuh pada Kak Nuga. Itu aneh, padahal dia hanya melihat Kak Nuga dan belum pernah mengobrol dengannya baik secara langsung ataupun tidak langsung. Walaupun Lifi bisa memandangnya dari jauh dan diam-diam, tapi Lifi merasa kosong.
Entahlah, mana mungkin Lifi senang dengan hanya bisa melihat pujaan hatinya saja tanpa berbiacara sepatah katapun. Lifi sempat berpikir untuk menyatakannya pada Kak Nuga, tapi mau dibilang apa dia dengan kakak-kakak kelas yang lain? kegalauan pun mulai merambati ke dalam diri Lifi.

Hari demi hari berlalu. Perasaan Lifi tak bisa berubah sedikitpun pada Kak Nuga. Lifi pun sudah mencoba melupakannya, tetapi yang ada malah Lifi makin suka dengan Kak Nuga! Waah... kalau begini sudah repot.

Suatu hari Lifi pun sudah mulai mencoba melupakan perasaannya. Walau belum sepenuhnya, tetapi Lifi sudah tak bisa mengharapkannya lagi. Apa yang bisa dikejar darinya? Dia sedang sibuk belajar! Dia sudah kelas 12. Dia juga baik, bukan hanya aku yang mengatakan, tetapi teman-teman yang lain juga, batin Lifi dalam keundahan hatinya.
Hingga suatu hari Lifi pun melupakannya. Tapi perasaan itu tetap ada, sama seperti yang dulu. Lifi memang tak menghilangkannya, entah kenapa Lifi tak mau.

Pagi yang mendung. Hujan baru saja turun tadi pagi-pagi sekali. Kalau sudah begini, kebanyakan murid-murid malas belajar dan pergi ke sekolah. Lifi pun malas belajar hari ini, tetapi mau bagaimana? hari ini ada pengumpulan tugas, ulangan Biologi dan Kimia, dan Lifi juga tak mau ketinggalan pelajaran tentunya. Baru saja Lifi melewati gerbang sekolahnya, dilihatnya sosok itu lagi. Lelaki bersweater merah. Ah, Kak Nuga. Tetap memesona bagiku, batin Lifi terkagum-kagum.
Ah sudahlah, lupakan saja
Lifi pun terus berjalan ke depan, dengan tatapan kosong. Tentu, pikirannya sedang melayang-layang entah kemana.
Tiba-tiba Lifi terjatuh hingga rok sekolahnya nyaris basah semua terkena air hujan di tanah,
"Eh maaf, maaf banget dek. Aduh aduh maafin gue dek. Gue tanggung jawab deh, tadi gue lagi ga liat ke depan jadinya ga sengaja nabrak lo deh dek. Gini aja, lo tunggu di kelas lo dan gue akan tanyain ke UKS ada rok cadangan atau nggak. Nanti pas pulang biar lo gue anerin, gimana? oiya nama lo siapa dan kelas berapa?" kata-kata ini muncul begitu saja dari mulut seorang lelaki yang menabrak Lifi, lelaki bersweater merah.
Tak usah diragukan lagi, wajah Lifi pun mulai memerah
"Ih kok muka lo merah deh dek? sakit ya? yaudah sekarang lo gue anterin ke UKS deh sekarang" kata Kak Nuga yang langsung membantu Lifi berdiri dan menuntunnya ke UKS.
"Oh iya nama lo siapa? kelas berapa juga? maaf ya dek"kata Kak Nuga denagn wajah meminta maaf tapi tetap dengan cengirannya.
"Lifi kak... kelas X.2 hehehe makasih ya Kak, gapapa kok kak" jawab Lifi setelah sadar dari ke'salting'annya.
"Oh makasih juga dek hehehe, ntar gue anterin deh pulang, jadi santai aja ya hehe. Oh iya gue Nuga dari XII IPA 3" kata Nuga memperkenalkan diri. Dan gerimis pun mulai turun, menyambut keakraban mereka yang mulai tumbuh. Semuanya, hanya butuh waktu untuk proses, jadi jangan pernah menyerah :)



regards,
LILA