Jumat, 08 April 2011

Ketika aku masuk untuk pertama kalinya, aku merasa sangat tidak bersemangat
Gimana enggak? aku tidak berniat untuk masuk disana.
Aku ingin masuk tempat lain.
Hanya saja kondisi berkata lain.
Aku, harus berada disana

Ketika pertama kali diberi bimbingan, aku merasa tidak bergairah
Sama seperti di awal, tidak bersemangat
Aku melihat sekelilingku, tak ada sahabat-sahabatku lagi
Semuanya berbeda

Ketika aku merasa jenuh akan hal-hal bertele-tele, kau masuk ke tempatku
Pertama kali melihatmu, aku tahu kalau kamu tidak tampan seperti yang lain
Aku tahu kamu hanya manusia biasa
Tapi yang di pikiranku adalah, kau itu penyihir!
Bagaimana tidak? Kau telah memantrai diriku
Entah kenapa aku tertarik padamu
Tawa dan candamu yang khas, menciptakan semangat di diriku

Semenjak itu, aku selalu menunggu kedatanganmu
Pembakar semangatku, pencipta senyumku, pembuka optimitisku
Aku tahu aku tak bisa berharap banyak
Tapi aku tau aku masih bisa bermimpi

Hari, jam, menit, detik hanya untuk memikirkanmu
Mungkin itu hanya membuang waktuku untuk masa depanku
Tapi aku berpikir sekali lagi
Mungkinkah kau yang menjadi masa depanku? Segalanya bisa terjadi

Aku menikmati hari-hariku disana
Tiba-tiba aku merasa beruntung dapat berada disana
Salah satunya karena kau
Aku senang ketika berkesempatan bertemu kau
Atau mungkin sekadar berpapasan
Dan semuanya sama, pasti mata kita bertemu
Tak ada sepatah kata pun. Hanya mata yang berbicara
Itu yang terjadi tiap kita bertemu
Dan aku menikmatinya, sangat menikmatinya

Hari demi hari berlalu
Aku merasa tak ada kemajuan
Yang kurasa ada perubahan adalah, semakin banyak yang mengetahui
Dan salah satu dekatmu ada yang mengetahui
Kurasa itu bisa membantuku
Mungkin..

Tapi...mungkin aku terlalu banyak berharap
Terlalu jauh tersesat di alam mimpi

Waktu tak pernah berhenti
Terus berputar, tak menunggu siapapun
Kau tetap tak mengetahuiku
Mungkin kau hanya merasakan
Karena yang ku rasa, kau menjauh ketika aku lewat
Seperti persamaan dari kata menghindar

Aku mencoba lupakan, tapi aku tak bisa
Menit demi menit aku bisa melupakanmu, tapi detik demi detik aku makin mencintaimu
Tabung semangatku menurun drastis karena mu
Tapi naik sampai titik tertinggi ketika melihatmu
Ketika pada akhirnya aku melihatmu, aku merasakan sesuatu yang tak bisa kugapai

Aku melihat punggungmu, yang hanya bisa kulihat. Tak untuk kusentuh
Aku melihat tawamu, yang kurasa tak pernah karena aku
Tapi aku mendapat keyakinan bahwa aku bisa, tapi bukan untuk saat ini
Pasti Tuhan memberi ku kesempatan, di lain waktu
Aku percaya itu

Dan pada akhirnya...
Aku disini
Telah membuang waktu untuk saling mengetahui
Telah membuang air mata karena penyesalan hilangnya kesempatan
Telah membuang pikiran karena memikirkanmu

Tapi aku tak pernah menyesal bertemu kau
Aku tak pernah menyesal bisa mengetahui kau
Dan aku tak pernah menyesal mencintaimu
Karena aku pernah menyatakan walau setahu kau itu hanya kepura-puraan,
Bahwa yang terpenting aku mencintaimu, tak peduli apa perasaanmu padaku



regards,
naj