Selasa, 16 November 2010

He is You!

Ini sudah keputusanku!
Aku harus menyatakannya hari ini juga. Aku tak bisa menahannya lagi! batin Ega yang telah membentuk tekad yang kokoh hingga tak bisa diruntuhkan lagi.
Masuklah Ega ke sebuah kafe yang bernamakan "Rainy Rain". Ega sendiri tak habis pikir mengapa kafe tersebut dinamakan begitu. Dewasa ini, Ega baru saja mengetahui kalau sang pemiliknya menyukai hujan, seperti dirinya. Makanya dia suka datang ke kafe itu. Selain karena konsep kafenya, juga karena pemiliknya.
"Eh Ega, selamat datang. Tuh tempat favorit lo lagi kosong, tadi sih ada yang mau nempatin tapi gue bilang itu udah di reserved hehehe" Sambut sang pemilik kafe itu. Ya ini dia. Gadis berumur 17 tahun yang bekerja sambilan di kafenya. Rambutnya yang panjang diikat rapi dengan sisa-sisa rambut yang menghiasi leher jenjangnya. Dengan setelah celana jeans serta kemeja biru laut berenda, ia melayani para pelanggan.
"Wah makasih Veela! Gue jadi ga perlu repot-repot nyari tempat kayak biasanya" ucap Ega setelah selamat dari penyakit 'salting'nya. Entahlah... walaupun ia sangat sering melihat Veela, bahkan mengobrol dengannya, ia tetap terpesona. Bukan hanya dari wajahnya yang cantik, tetapi juga kebaikan hatinya. Benar-benar gadis yang sempurna.
Tiba-tiba Ega berpikir ia merasa tak cocok untuk mendapatkan Veela. Ia merasa rendah. Akhirnya setelah dilema yang cukup lama, Ega memutuskan untuk tidak menyatakannya sekarang. Mungkin ditunda, atau bahkan tidak...
"Veel, gue pulang aja dulu deh. Mau ngerjain tugas" pamit Ega berbohong
"Ya Egaaa, kan masih hujan tuh. Disini aja dulu" rayu Veela yang membuat Ega ingin membatalkan niatnya tetapi tentu, tidak ia turuti.
Oh ya! Ega baru ingat. Disaat-saat penting bagi dirinya, pasti turun hujan. Entahlah mengapa. Tapi karena hal ini dia bisa akrab dengan Veela.
"Gue bawa payung kok Veel, duluan yaa" langsung saja Ega keluar kafe supaya tekadnya tak goyah lagi.

Di depan kafe ia berdiam diri sesaat memikirkan keputusannya, tetapi tanpa pikir panjang Ega pun segera membuka payungnya. Ketika ia akan meninggalkan "Rainy Rain" datanglah seorang gadis kecil memakai seragam SMP. Dan secara mengejutkan dia bicara,"Hey apakah kau tidak kasihan kepadaku yang tidak memiliki payung dan belum pulang kerumah?"
Ega pun terkejut seketika. Ia tidak pernah disindir dengan seorang gadis kecil seperti dia.
"Oke kalo kamu mau, aku bakal nganter kamu pulang ke rumah. Gimana?" tawar Ega, dengan tulus
"Boleh, ayo deh sekarang aja" katanya mengajak Ega. Ega hanya bengong karena baru kali ini dia diperintah orang asing yang lebih muda umurnya. Ckckck dunia memang aneh.
Akhirnya mereka berdua pun berjalan bersama dalam satu payung, keheningan mengelilingi mereka. Langsung saja si gadis itu memperkenalkan dirinya, "Gue Viola kak, kelas 7 di SMP Harapan Indonesia. Nama lo siapa kak?" tanya Viola dengan senyuman kecil, "Gue Ega, kelas 12 di SMA Nusantara" jawab Ega dengan senyum simpul tetapi tetap menunjukkan kegalauannya.
"Lo lagi bingung ya kak? pasti soal cewek deeh hehehe" tebak Viola yang langsung tepat sasaran
"Kok lo tau deh? terus kenapa?" kata Ega yang masih galau
"Ya tau laaah, cerita dong. Kali gue bisa bantu" rayu Viola. Ega sebenarnya tak ingin menceritakan pada siapapun, tetapi ada aura yang berbeda dari diri Viola, sama seperti Veela,
"Oke dengerin ya. Jadi gini, gue tuh tadi mau nembak cewek. Gue suka, sayang dan cinta sama dia. Udah lama, sebelum dia mengenal gue" kata Ega mulai bercerita. Gadis yang rambutnya panjang digerai dengan bando merah itu mendengarkan dengan seksama.
"Boleh tau dia itu siapa?" tanya Viola hati hati
"Dia itu gadis yang punya Rainy Rain, dia temen sekelas gue. Temen yang paling deket sama gue" kata Ega sambil membayang sosok Veela
"Oooh Kak Veela, gue kenal kok sama dia. Orangnya emang baik banget. Lanjut lanjut"
"Iya? oke lanjut. Gue udah tau Veela semenjak kelas 10, mulai deketnya waktu kita sama-sama mengikuti lomba marathon. Dan karena hujanlah gue deket sama dia"

Hujan pun terus turun tak berhenti. Walau tidak deras, tapi hujan itu tetap awet dari pagi.
"Kok lo bisa deket karena hujan?" tanya Viola penasaran
"Iya, jadi gue tuh diseut Pria Hujan. Emang agak aneh sih tapi itu bener. Setiap hari-hari penting bagi gue, pasti turun hujan. Jadi waktu itu kita mau ikut lomba marathon. Kita semua udah berlatih keras, termasuk gue. Tapi disaat hari perlombaan, hujan pun turun. Seperti hujan sekarang ini. Semua peserta yang kenal gue nyalahin gue, tapi Veela ngebela gue katanya,
'Ega ga salah kok. Hujan kan datang dengan sendirinya, bukan karena Ega. Lagian kan seru lari ditengah hujan, gue belum pernah tuh hehehe' kata Veela demikian dengan senyumnya yang menenangkan hati. Mulai hari itu, gue jadi sering ngobrol sama dia. Gue seneng banget, apalagi dia cinta pertama gue. Hari ini rencananya gue mau nembak dia, liat aja nih kan sekarang turun hujan? itu karena gue. Tapi ga jadi, karena merasa ga pantes buat Veela. Rumit ya kisah gue? hehe" cerita Ega sambil tersenyum sedih. Entahlah, mengapa ia merasa nyaman saat bercerita dengan Viola, padahal mereka baru kenal!
"Wah indah ya cerita lo. Kalo menurut gue, lo bilang aja sama Kak Veela. Lo lega dan dia juga akan tau. Urusan dia terima lo atau enggak itu belakangan. Jadi jangan menyerah sebelum berperang dong, Kak!" nasihat si Gadis Kecil.
"Nggak nyangka kecil-kecil pinter juga lo. Yaudah nanti deh gue bilang ke Veela. Ngomong-ngomong lo lagi suka sama siapa? cerita doong" bujuk Ega yang sudah mulai akrab dengannya

Hujan pun turun, makin lama makin deras. Bagi Viola, ini sama seperti suasana hatinya. Tetapi berbeda dengan lelaki di sampingnya. Ega menganggap hujan adalah bagian dari dirinya, selalu ada bersamanya.. Seandainya dia....
"Eh kok malah bengong sih dek? cerita doong" bujuk Ega setenga memaksa
"Eh? oiya hehehe. Gue... suka sama orang. Udah cukup lama. Cuma anehnya gue belom pernah ketemu sama dia, dan bahkan gue baru ketemu sama dia"
"Wah? bisa gitu? kok bisa suka?" tanya Ega polos
Viola pun bingung betapa polosnya Ega itu, "Gue suka sama dia karena sering liat fotonya. Dia temen kakak gue. Kakak gue banyak memajang fotonya, dan dia deket sama kakak gue. Gue cuma bisa liat dia dari foto, tapi gue suka sama dia karena gue pikir pasti orangnya baik"
"Keren dah bisa gitu. Oh ya lo bilang lo baru ketemu sama dia, kapan?"
"Hari ini" jawab Viola singkat
"Iya? harusnya lo semangat dong Vi! hehehe, terus kelanjutannya gimana tuh?" Ega pun mulai mendapatkan semangatnya kembali
"Hahaha ya belum tentu kan, karena hari ini juga gue tau kalo dia suka sama orang lain. Gue sedih, tapi gue pun ngerti dan mau dia bahagia sama orang yang dia suka"
Keheningan pun mulai menyapa. Bunyi hujan bergemericik dimanapun ia jatuh. Mereka terus berjalan ke depan, terus ke depan.
"Sabar ya, mungkin cowok itu ga cocok sama lo. Pasti ada banyak cowok yang lebih baik yg mau sama cewek cantik kayak lo" kata Ega mencoba menghibur. Kasihan Viola, pasti rasanya sakit sekali.
"Makasih Kaaak! hehehe" kata Viola yang mulai semangat lagi
"Ngomong-ngomong rumah lo dimana deh? kok ga nyampe-nyampe?" tanya Ega ketika sudah sampai di belokan
"Itu rumah gue!" tunjuk Viola dengan senyumnya yang sangat manis
Ega pun kaget seketika. Dia tak menyangka bahwa disanalah rumah Viola. Jadi dari tadi dia bercerita dengan.....
"Maaf ya Kak Ega, gue nggak terus terang sama lo. Lebih baik begini kan tapi? Cowok yang gue ceritain tadi itu lo. Dan Kak Veela itu kakak gue. Menurut gue, sebaiknya lo bilang ke Kak Veela sekarang. Keburu diambil orang" jelas Viola. Viola tak sanggup menahan air matanya. Sedari tadi dia memang sudah berkaca-kaca, tapi ia mampu menyembunyikan dari Ega.
Di depan Rainy Rain, Ega masih shock atas pernyataan Viola. Tetapi ia menjawab...
"Vi, maaf ya gue udah nyakitin hati lo. Makasih udah suka sama gue. Gue ga bermaksud nyakitin lo. Pasti ada cowok yang lebih baik dari gue. Lo gadis yang baik, sama seperti Veela. Makasih ya dukungannya. Gue akan bilang ke Veela sekarang" semangat Ega untuk Viola dengan senyumnya yang manis dan dengan campuran kekagetan
"Iya, makasih Kak. Ayo masuk"

"Eh Ega dateng lagi! Lah kok bisa bareng sama Viola? Ayo masuk-masuk. Ntar aku buatin coklat panas deh" sambut Veela hangat.
"Emmm... Veela gue mau ngomong sama lo sekarang. Penting" kata Ega mantap
"Veela.... sebenernya, gue.... suka sama lo"



-adapted from Salad Days-